Laman

Rabu, 27 Juli 2011

Bahaya dehidrasi


                Air telah menjadi kebutuhan utama bagi kehidupan makhluk hidup di bumi terutama manusia. Manusia masih mampu bertahan hidup tanpa makan asalkan tetap minum air. Kandungan air dalam tubuh manusia berkisar 60% dari berat badan. Kandungan air dalam otak berkisar 83%, ginjal 82%, jantung 79%, paru-paru 80%, tulang 22%, dan darah 90%. Agar organ tersebut tetap sehat maka asupan air dalam setiap organ harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhan. Namun sebaliknya apabila organ-organ tersebut kekurangan air, maka akan mengalami penurunan fungsi yang berakibat penurunan kerja organ tersebut. Selain itu organ tubuh yang kekurangan air akan lebih rentan terhadap serangan bakteri dan virus.
                Fungsi air bagi tubuh sangat kompleks antara lain mengatur suhu tubuh, melembabkan jaringan mulut,mata dan hidung, melindungi organ dan jaringan tubuh, membantu mencegah konstipasi, membantu melarutkan mineral dan zat gizi lainnya, meringankan beban kinerja ginjal dan hati dengan melarutkan sisa-sisa metabolisme.
                Cara terbaik untuk memenuhi keseimbangan cairan tubuh (hidrasi) adalah dengan mengkonsumsi air putih. Namun ada cara lain yaitu dengan minum jus, teh, atau kopi, makan buah dan sayuran. Orang dewasa dianjurkan untuk mengonsumsi minimal 2 liter air atau 8 gelas sehari. Angka ini akan berubah sesuai dengan suhu tempat tinggal dan profesi orang tersebut.
                Kurangnya asupan air dalam tubuh akan menyebabkan dehidrasi. Kondisi ini akan menyebabkan organ tubuh tidak bisa berkerja secara optimal. Tanda-tanda dehidrasi adalah rasa haus, air seni sedikit dan pekat, jumlah keringat sedikit, mulut kering, tubuh lemas, dan kulit kehilangan kekenyalan.
                Menurut Luciana B.sutanto, doktor ilmu gizi fakultas kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), berdasarkan hasil penelitian kekurangan asupan air dalam tubuh  dapat menyebabkan risiko batu ginjal dan infeksi saluran kencing, konstipasi, dan obesitas pada anak dan remaja. Kekurangan cairan tubuh juga bisa memicu hipertensi dan tromboemboli vena, penyakit jantung koroner dan prolaps katup mitral jantung, stroke pembuluh darah otak, hiperosmolar, hiperglikemik diabetic ketoasidosis, glaucoma, terganggunya fungsi kelenjar ludah serta gangguan kesehatan lansia secara umum.
                Berdasarkan penelitian pakar hidrasi dunia Lawrence E.Amstrong dan pakar neuro-cog-nition Harris R.Lieberman dari Amerika Serikat pada tahun 2010, wanita lebih rentan terkena dampak negatif dehidrasi pada kinerja, kognitif, dan mood dibandingkan pria. Tingkat dehidrasi wanita 1,3%, sedangkan pada pria sebesar 1,5%. Penelitian ini menunjukkan dehidrasi pada pria sebesar 1,5% menyebabkan sulit berkonsentrasi dan mengingat, lelah, dan tegang. Sedangkan wanita yang terkena dehidrasi sebesar 1,3% mengakibatkan lelah, mudah marah, bingung, mengantuk, hilang konsentrasi, pusing, dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
                Salah satu faktor yang mempengaruhi wanita lebih rentan terkena dehidrasi adalah komposisi genetis wanita berbeda dengan pria. Wanita mempunyai kadar lemak lebih besar dan kadar air lebih rendah dibanding pria. Salah satu cara untuk menentukan status hidrasi adalah dengan memeriksa urin sendiri. Tingktan warna urin menunjukkan keadaan dan keseimbangan air dalam tubuh. Bila urin berwarna jernih menunjukkan status hidrasi tubuh yang baik. Namun apabila berwarna oranye pekat menunjukkan tubuh perlu mendapat asupan air. Air yang baik dan aman harus mengandung mineral yang berguna untuk tubuh seperti kalsium, magnesium, natrium, fluoride, silica, dan zinc. Selain itu air putih harus bebas mikroba, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan mengandung pH 6-8,5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar