Laman

Selasa, 02 Agustus 2011

Cegah alzheimer dengan brokoli


                Alzheimer adalah jenis penyakit yang menyerang sel-sel otak dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Umumnya penyakit ini menyerang kalangan lanjut usia. Orang yang menginjak usia 65 tahun mempunyai risiko 5 % terserang penyakit ini dan akan meningkat 2 kali lipat setiap 5 tahun.
                Para ilmuwan telah menemukan zat yang bisa mengurangi risiko terserang alzheimer, yakni sulforaphane. Zat tersebut terdapat di dalam brokoli. Para ilmuwan meyakini bahwa zat yang kimia yang terkandung di dalam brokoli mampu mempertahankan kinerja otak di usia lanjut. Selain mengurangi risiko terserang alzheimer, sulforaphane yang juga dihasilkan dari senyawa di dalam tubuh, kecambah dan kubis ini juga dipercaya mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
                Zat ini akan menjaga sel vital di dalam otak dari serangan radikal bebas berupa molekul oksigen yang berbahaya yang dihasilkan saat makanan diubah menjadi energi. Antioksidan seperti vitamin C dan vitamin E dapat menjinakkan radikal bebas, namun tak cukup mampu menjaga otak.
                Ilmuwan dari Dundee University, Inggris, meyakini sebenarnya tubuh memiliki pelindung yang mampu menangkal gangguan tersebut. Hanya saja kadang pelindung tersebut tidak cukup mampu menahan serangan radikal bebas. Sulforaphane dianggap mampu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melindungi serangan radikal bebas.
                Para ilmuwan berencana untuk mengambil sari zat kima tersebut lalu menjadikannya sebuah pil, karena dianggap lebih efektif daripada harus mengkonsumsi brokoli secara langsung. Tidak semua orang mampu menghasilkan sulforaphane dalam jumlah yang sama meskipun mengkonsumsi sayur dalam jumlah yang sama.
                Obat yang ada sekarang yakni Aricept hanya mampu menunda laju alzheimer namun tidak bisa mengatasi penyebab kerusakan sel otak. Sehingga ketika obat ini tidak mampu lagi bekerja, maka perkembangan alzheimer justru semakin cepat dan menyebar luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar